welcome

selamat datang di blog saya.....
having fun.....

Jumat, 23 Desember 2011

SINAR DI BALIK KEGELAPAN

Matahari mulai menyapa… seakan-akan ingin membangunkanku  dari tidurku… ketika  aku mulai membuka mata kulihat  kegelapan di sekelilingku. Tak ada sinar yang terlihat. Hanya kicauan burung yang ku dengar. “Sinar…..” suara itu terdengar. Aku  sudah hafal dengan suara itu, itu adalah suara tante mirna. Segera aku menyaut itu “iya, tante…” kataku sambil bergegas mencari tongkat milikku.. aku keluar dari kamar,  kupanggil-panggil tante mirna. Terdengar suara seseorang datang menghampiriku.
“ ada, apa sinar?” suara itu terdengar
“tante, apa nanti tante sibuk?” Tanyaku pada tante mirna
“tidak, memangnya kenapa?”
“ehm.. hari ini tepat 10 tahun kematian ayah dan ibu, apakah tante mau menemaniku?” Tanyanya ragu.
“tentu saja tante mau. O ya, bukankah hari ini juga ulang tahunmu yang ke-17?” Tanya tante.
“(air dari mataku tiba-tiba menetes). Iya, tante” jawabku dalam kebingungan. Haruskah aku merayakan ulang tahunku, apakah aku setega itu? Apakah aku bisa merayakan ulang tahun tepat disaat  10 tahun kematian orang tuaku? Kecelakaan 10 tahun lalu telah membuat aku kehilangan orang tua, penglihatan, dan kebahagiaanku.
                Tante mirna memelukku. “maafkan tante, jika perkataan tante membuatmu sedih” katanya tak tega.
                “tidak tante, aku tidak apa-apa” kataku sembari mengusap air mata
                “ya sudah, sekarang kamu mandi, setelah itu kita berangkat ke makam orang tuamu.”
                “baik, tante…” jawabku pada tante.
                “o.. ya… sinar. Bagaimana jika kita ajak lisa. Apakah kamu setuju?” Tanya tante, yang membuat langkahku terhenti.
                “tentu saja boleh tante. Walaupun aku dan kak lisa hanya saudara sepupu, tapi aku sudah menganggapnya sebagai kakak kandungku. Dan selama ini dialah yang membantuku, dirumah, disekolah, pokoknya dimanapun.”
                “ya, sudah… mandilah…. Tante mau mengajak lisa dulu.”
                “iya tante” aku mulai melangkah.
Setelah mandi, aku bersiap. Aku tak tau bagaimana penampilanku saat ini, baju warna apa yang ku pakai. Baju ini sudah disiapkan tante untukku. Aku beruntung mempunyai tante seperti tante mirna, dan kakak sepupu seperi kak lisa. Aku tak tau bagaimana caraku untuk membalas kebaikan mereka. Karena biarpun nyawaku ku berikan pada mereka itu takkan pernah cukup untuk membalas semua pengorbanan mereka untukku. Walaupun aku hanyalah anak dari adiknya, tapi tante mirna tak pernah membedakan aku dengan kak lisa, padahal kak lisa adalah anak kandungnnya. Begitu pula kak lisa, dia tak pernah melupakan aku. Setiap ada acara sekolah, kak lisa selalu mengajakku. Padahal aku tau, aku selalu membuatnya repot. Tapi, kak lisa selalu mau mengajakku. Kak lisa tak pernah mau melihatku menangis, dia sealu berusaha  membuatku tersenyum. Aku merasa aku sudah terlalu banyak membuat tante mirna, dan kak lisa susah… Aku kelaur dari kamar.
                “tante… tante…..” kupanggilnya berulang kali.
                “iya, sinar…” suara itu terdengar sangat dekat.
                “dimana kak lisa, tante?”
                “aku disini sinar.” Saut kak lisa.
Kami pergi menaiki mobil milik tante mirna. Perlahan dilajukannya mobil itu. Tak berapa lama kami sampai di makam. Kami turun dari mobil. Aku, tante mirna dan kak lisa tidak langsung menuju makam, tetapi kami membeli bunga terlebih dahulu. Seusai membeli bunga, aku langsung ke makam ayah dan ibu. Ku taruh bunga di atas makam mereka, yang bersebelahan. Di depan makam orang tuakku aku berdoa di dalam hati, “Tuhan, aku ingin berkumpul dengan orang tuaku. Aku tidak mau selalu membuat tante mirna dan kak lisa susah, jika aku boleh memohon, ambilah nyawaku sekarang. Aku sadar aku hanyalah benalu disini, Tuhan…” 
                “sinar, ayo kita pulang…” kak lisa mengajakku
                “iya, kak…. Sebentar lagi… kak lisa sama tante duluan aja ke mobil. Sebentar lagi aku akan menyusul kalian.” Kataku memberi kepastian
                “baiklah… tapi, jangan lama-lama, soalnya sekarang sudah mendung, kak lisa takut kalau nanti hujan, terus kamu kehujanan. Kak lisa nggak mau kamu sakit.” Jawab kak lisa khawatir.
                “iya, kak.”
Langkah kak lisa dan tante mirna terdengar semakin jauh.
                “ayah, ibu… aku mau pulang dulu, kak lisa dan tante mirna sudah menunggu…” kataku di depan makam ayah dan ibu.
                Tiba-tiba tetesan-tetesan iar membasahi tanganku. Aku bergegas untuk segera menuju mobil. Ku dengar teriakan kak lisa “awasssssss!!!!!!!!!!!!”
                Aku tak tau apa yang terjadi. tetapi setelah kejadian itu, aku bisa melihat. Kulihat kak lisa dan tante mirna menangis. Ku lihat ada sekrumpulan orang di dekat tante mirna dan kak lisa. Aku seolah melihat orang tuaku di dekat tante mirna. Aku mendekati tante mirna.
                “kenapa tante menangis?” tanyaku bingung.
Tante mirna tak menghiruakan perkataanku. Ketika aku membalik badan. Aku melihat seorang gadis terbujur kaku berlumuran darah… aku tersenyum..” Tuhan, terima kasih. Kau telah mengabulkan doaku. Kau persatukan kembali aku dengan orang tuaku di alam keabadian tepat setelah 10 tahun aku berpisah dengan mereka. Berkumpul  denangan  orang tuaku adalah kado ulang tahunku yang paling berharga, Tuhan. Terimakasih, Tuhan…..”
SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar